Oleh : Muhamad heri wibowo,S.T.
Hajatan
tahunan di dunia pendidikan yaitu Ujian Nasional baru saja berakhir. Berbagai
upaya dilakukan untuk mensikapinya mulai dari persiapan maupun saat pelaksaan
dilakukan baik oleh pemerintah, satuan pendidikan, siswa maupun kita sebagai
seorang guru. Hasil ujian nasionalpun telah diterbitkan oleh pemerintah dengan
hasil yang berbeda baik dari masing-masing satuan pendidikan maupun
masing-masing peserta didik. Namun bukan berarti bahwa upaya ataupun usaha
telah berhenti sampai di sini. Kalau sebelum dan saat pelaksanaan saja kita
upayakan sekuat tenaga maka pasca Ujian Nasional pun juga harus kita lakukan
beberapa upaya untuk mensikapinya. Kamudian apa sikap yang harus diambil setelah
kita semua mendapat hasil dari ujian nasional.
Sikap
pertama yang harus ditempuh adalah instropeksi . Intropeksi
atau koreksi diri mutlak dilakukan oleh semua pihak yang terkait dengan hasil ujian
nasional terutama kita sebagai seorang guru. Sebuah petuah bijak mengatakan “ seburuk
buruk orang adalah orang yang gagal tetapi dia tidak tahu kenapa dia gagal,
tapi lebih buruk lagi adalah orang yang berhasil tetapi dia tidak tahu kenapa
dia berhasil” , hal ini berarti bahwa apapun hasil dari ujian nasional,
intropeksi diri haruslah dilakukan meskipun hasil yang didapat oleh peserta
didik kita sudah memuaskan atau terlebih jika hasil ujian nasional peserta
didik kita belum sesuai harapan kita. Dengan intropeksi, kalupun hasilnya sudah
baik maka kita berharap kedepan bisa
lebih baik lagi atau minimal bisa mempertahankan, sebaliknya jika hasil ujian
nasional belum memuaskan dengan instropeksi, kita berharap kedepan hasilnya
bisa lebih baik jangan sampai lebih terpuruk dari hasil tahun ini.Kemudian apa
yang harus kita intropeksi? Ya semua tahapan pembelajaran mulai dari perencaan,
pelaksaan, sampai pada tahapan penilaian, sudahkan kita lakukan secara
profesional dan proporsional?, bagaimana kita menyusun silabus, RPP, intrumen
penilaian, sampai bagaimana kita melakukan pembelajaran sudahkan kita lakukan
dengan baik, sudahkan kita lakukan pendekatan yang baik kepada anak sehingga
kita mengenal betul karakteristik anak didik kita.dan masih banyak lagi upaya
intropeksi yang harus kita lakukan terkait dengan proses pembelajaran yang
sudah kita lakukan selama ini.
Sikap
yang kedua adalah recovery ( pemulihan), sebelum panjang
lebar saya bahas maksud dari kata ini, akan saya utarakan dua buah sikap yang
menurut saya kurang tepat dilakukan oleh kita seorang guru, yang pertama kita
malas untuk belajar maupun malas untuk mengajar dengan alasan bahwa hasil ujian
nasional peserta didik kita sudah memuaskan. Dengan berkata “untuk apa saya
belajar susah susah atau saya mengajar susah susah toh tanpa saya ajar tinggal
saya beri tugas, anak-anak sudah bisa belajar mandiri dan hasilnya juga
memuaskan”. Yang kedua adalah kita malas untuk belajar atau mengajar ketika
hasil ujian nasional anak didik kita tidak seuai harapan kita nglokro (dalam
bahasa jawa), dengan berkata “ saya sudah capek berusaha sekuat tenaga,
sudah berusahan kesana kemari toh anak-anak tidak ada minat untuk mendapatkan
hasil yang baik, tidak ada gunanyalah saya belajar kemana-mana dan tidak ada
gunanyalah saya susah payah mengajar. Atau lebih parah lagi jika kita
berpendapat bahwa “kenapa saya harus susah payah mengajar toh anak didik
pasti lulus dengan nilai bisa kita buat sendiri”.Dari dua sikap tadi saya
mengajak khususnya pada diri sendiri dan umumnya pada teman-teman sesama guru
mari kita lakukan recovery (pemuliahan), kemudia apa yang harus kita pulihkan?
Yang harus kita pulihkan pertama kali adalah semangat kita untuk terus
belajar dan terus mengajar, belajar dapat kita lakukan kapan saja di mana saja
dan kepada siapa saja, yang kedua harus kita pulihkan adalah tujuan kita
dalam mengajar, ingat bahwa ujian nasional bukanlah tujuan akhir dari
pendidikan yang kita lakukan, tapi lebih dari itu pendidikan yang kita lakukan
merupakan sebuah investasi dimana hasilnya mungkin baru bisa kita lihat lima,
sepuluh atau bahkan mungkin ratusan tahun yang akan datang. Dengan demikian
tidak ada alasan bagi kita untuk berhenti untuk belajr ataupun mengajar.
Sikap
yang ketiga adalah action maksudnya, setelah kita
intropeksi, kita koreksi diri, kita tahu kelemahan dan kekurangan kita,
kemudian semangat dan tujuan dalam diri sudah kita pulihkan, maka selanjutnya
harus kita lakukan upaya perbaikan dan upaya pembenahan diri, mulai
kapan?mulai saat ini, mulai hari ini, mulai tahun ini, menskipun dari hal-hal
yang kecil sekalipun laukan perbaikan.
Demikian
postingan dari saya semoga bermanfaat khususnya bagi diri saya sendiri dan
umumnya bagi rekan-rekan guru, dan tidak lupa saran, kritik dan komentar dari
berbagai pihak sangat saya harapkan.
0 komentar:
Posting Komentar