Oleh Y Kristi Hartono
Sebuah proses pembelajaran oleh guru akan diakhiri dengan suatu evaluasi
atau tes untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran yang
diterima. Hasil evaluasi akan menghasilkan nilai yang merupakan
representasi dari pencapaian prestasi
siswa.
Dalam pemberian nilai kepada siswa,
apabila tidak dilakukan dengan proses yang benar dapat memunculkan masalah dan
kesulitan guru ketika menghadapi komplain, baik dari siswa maupun orang tua
siswa. Guru terkadang menganggap mudah dan merasa sudah hafal dengan kemampuan
anak didiknya baik perkembangan berfikirnya maupun kemampuan akademisnya. Alasan
bahwa guru telah mempunyai pengalaman mengajar yang cukup lama menyebabkan
dalam memberikan nilai dari sebuah evaluasi tidak terprogram dengan baik. Ia
hanya mengandalkan perasaan (feeling)
semata. Belum lagi dengan tenggang waktu yang terbatas dan materi cukup padat
menyebabkan seorang guru akan menggunakan cara yang paling mudah dan cepat
namun tidak mempunyai alasan yang kuat.